Jumat, 18 Oktober 2013

Anies Baswedan: Pemberantasan Korupsi Harus dari Rumah

PEMBERANTASAN korupsi di level elit, menurut Anies Baswedan, tidak cukup. Mantan Ketua Komite Etik KPK ini mengatakan pemberantasan korupsi harus dimulai dari hulu ke hilir dan yang penting dilakukan saat ini adalah pendidikan anti korupsi di rumah-rumah.

Hal ini disampaikan Anies dalam Forum Ekonomi Bandung bertema "Melihat Indonesia dari Bandung" di Ruang Amartapura, Hotel Panghegar, Bandung, hari ini.

"Korupsi adalah gejala defisit integritas. Integritas harus mulai kita didik di rumah-rumah. Ibu-ibu dapat mengatakan pada anaknya, rahim ini tak menghasilkan pencuri. Pesan itu akan tertanam penuh pada anak-anak kita," kata Anies di hadapan penggiat Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Bandung.

Selasa, 08 Oktober 2013

Anies : Akses Pendidikan Masih Didominasi Kota Besar

REKTOR Universitas Paramadina Anies Baswedan mengatakan akses anak-anak Indonesia untuk mengenyam pendidikan yang berkualitas masih didominasi pada kota-kota besar.

"Anak-anak Indonesia sekolah untuk menjadi orang urban. Karena anak petani di desa yang ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA harus menjadi urban, ini yang harus kita ubah," kata Anies di acara KTT Hukum Rakyat 'Menata Masa Depan Indonesia' di GOR POPKI, Wisma Sugondo, Jalan Jambore Raya 1, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (8/10/2013).

Di acara yang juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan mantan Ketua MK Jimly Assidiqie ini, Anies mengatakan siapa yang nanti akan mendapatkan masa depan adalah mereka yang terdidik. Dan siapa yang terdidik itu adalah mereka yang mendapatkan akses pada pendidikan berkualitas.

Anies Baswedan: Ledakan Penduduk Bisa Jadi Bom Waktu

REKTOR Universitas Paramadina Anies Baswedan mengaku sangat khawatir dengan ledakan penduduk di Indonesia apabila tak diimbangi peningkatan sumber daya manusia.

"Besar, muda dan tak terdidik ini merupakan bom waktu untuk masa depan Indonesia," kata Anies di acara KTT Hukum Rakyat 'Menata Masa Depan Indonesia' di GOR POPKI, Wisma Sugondo, Jalan Jambore Raya 1 Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (8/10/2013).

Mantan Ketua Komisi Etik KPK ini menjelaskan, ada 5,6 juta anak Indonesia yang masuk kelas 1 SD setiap tahun. Jumlah ini, kata Anies, termasuk tinggi karena mencapai 94-95 persen sejajar dengan negara-negara maju, seperti Korea dan Jepang. Tapi, hanya 2,3 persen saja yang melanjutkan ke SMA dan yang 3,3 persen hilang.

Anies Baswedan: Pendidikan Alat Rekayasa Sosial Maha Dahsyat

DALAM orasi di KTT Hukum Rakyat 'Menata Masa Depan Indonesia' yang berlangsung di GOR POPKI, Wisma Sugondo, Jalan Jambore Raya 1 Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (8/10/2013), Rektor Paramadina Anies Baswedan mengatakan bahwa kini sudah saatnya pendidikan di Indonesia dijadikan sebagai alat untuk rekayasa masa depan.

"Siapa mendapat pendidikan hari ini sangat menentukan siapa duduk dimana dan berperan apa di masa depan, karena itu siapa dapat, siapa tidak dapat menjadi penting dalam soal pendidikan," kata Anies dalam acara yang juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Assidiqie.

Anies Baswedan: Masa Depan Indonesia Ditentukan Manusianya

KETIKA menjadi pembicara dalam acara pembukaan KTT Hukum Rakyat 'Menata Masa Depan Indonesia' di GOR POPKI, Wisma Sugondo, Jalan Jambore Raya 1, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (8/10/2013), Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengatakan bahwa masa depan Indonesia ditentukan bukan dari infrastruktur maupun sumber daya alamnya, tetapi oleh manusianya sendiri.

"Yang harus kita bangun adalah masa depan Indonesia, kita harus terus menerus mengembalikan manusia Indonesia sebagai pusat pembicaraan," kata salah satu peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat ini.

Anies menekankan bahwasannya pendidikan dapat menjadi alat rekayasa sosial.